Minggu, 27 Maret 2016

KOMUNIKASI PADA PRAKTIKUM PSIKOLOGI INDUSTRI MODUL 2



MODUL II : KOMUNIKASI
SUB MODUL : KONSEP DASAR KOMUNIKASI
I.         Tujuan
·         Memperkenalkan cara komunikasi yang efektif dalam kelompok
·         Bentuk komunikasi : mengarahkanorang lain bisa mencapai tujuan
II.      Alat dan Bahan
1.      Pipa paralon ¾ dim ukuran 15 cm sebanyak 40 unit
2.      Penutup mata
III.   Prosedur
1.      1 kelompok terdiri dari 5 – 7 orang
2.      Tegakkan pipa paralon dengan susunan acak tapi memungkinkan orang bisa melewati tanpa membuatnya terguling, tetapi jangan terlalu mudah (longgar)
3.      Pay out paralon bebas dalam area persegi panjang 2x3 m
4.      Semua peserta ditutup matanya kecuali 1 orang sebagai pemandu
5.      Semua peserta bertugas melewati area tanpa menggulingkan paralon, jika paralon terguling semua peserta mulai lagi dari awal.
6.      Pemandu memberi instruksi (panduan) agar peserta tidak gagal
7.      1 peserta hanya boleh 1 kali menjadi pemandu
IV.   Laporan
1.      Rangkumlah teori tentang teknik komunikasi
2.      Bandingkan dengan praktek yang telah dilakukandalam permainan diatas
3.      Diskusikan dan simpulkan bagaimana agar komunikasi bisa efektif





A.   Teknik Komunikasi
          Teknik komunikasi adalah suatu keterampilan yang dilakukan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan. Banyak teori komunikasi yang dikemukakan para ahli tentang strategi dan teknik komunikasi antara lain Halorl D. Lasswell, salah seorang sarjana pada Yale University. Teori yang menyangkut strategi komunikasi yang dikemukakan oleh Halorl D. Lasswell ialah menggambarkan komunikasi dalam ungkapan “who, says what, in which channel, to whom, with what effect?”.[1][1] Atau dalam bahasa Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium  apa, kepada siapa, dengan pengaruh apa?. Dalam Konteks ini untuk pemantapan strategi komunikasi maka wajib diperhatikan komponen yang merupakan jawaban atas pertanyaan dalam rumusan yang dituangkan oleh Halorl D. Lasswell yaitu :
          Komunikator  adalah salah satu elemen komunikasi yang menjadi bagian dari definisi komunikasi Laswell. Ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakana, tetapi juga keadaan dia sendiri, kredibilitas seorang komunikator sangat menentukan.[2][2] Komunikator merupakan orang yang menyampaikan pesan, pada dasarnya sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Hal ini menjadi sumber keberhasilan (source credibility) komunikator. Komunikator yang kredibel adalah yang memiliki etos dalam dirinya yang diformasikan menjadi itikad baik (good intentions), kelayakan untuk dipercaya (trust worthiness) serta kecakapan dan keahlian (competence or expertness) dalam bidangnya.
          Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangat penting dan strategis, sebab ditangannya terletak efektif-tidaknya pesan-pesan yang disampaikan. Sebagaimana yang dipahami bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dibuat dalam perencanaan dan strategi dalam tugas dan fungsi komunikator. Seorang komunikator akan mampu untuk melakukan perubahan sikap dan tingkah laku komunikan, yakni melalui mekanisme daya tarik komunikator terhadap komunikan. Hal ini dapat dicapai, jika dirinya mampu menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dan insentif. Dengan kata lain komunikan dan komunkator merasakan adanya kesamaan dalam ide, prinsip dan padangan sehingga menimbulkan simpati komunikan pada komunikator.
            Seorang komunikator yang kredibel juga harus didukung dengan teknik komunikasi yang handal. Karena teknik adalah keterampilan. Terampil dalam melakukan komunikasi akan mendapatkan respon yang baik dari sasaran komunikasi. Menurut Onong Uchyana Efendi teknik komunikasi terdiri atas:
1) . Komunikasi informatif (informatif communication)
          Komunikasi Informasi (Informatif communication) adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik komunikasi ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen.
          Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak. Kendatipun demikian teknik informatif ini dapat pula berlaku pada seseorang, seperti halnya kajian ilmu yang diberikan oleh ustadz kepada santri, namun bersifat relatif, pasalnya pada kajian ilmu tertentu, sedikit banyak telah diketahui oleh santri.
2) . Komunikasi persuasif (persuasif communication)
Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mempersuasi orang lain sehingga apa yang diinginkan dapat terjawab.[3][3] Salah satu bentuk komunikasi paling mendasar adalah persuasi. Persuasi didefinisikan sebagai perubahan sikap akibat paparan informasi dari orang lain.[4][4] Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Persuasi adalah upaya untuk meyakinkan atau menanamkan pengaruh kepada orang lain dengan cara membujuk sehingga orang lain itu bersedia menerima pesan dan melakukan tindakan seperti yang dikehendaki.[5][5]
Komunikasi persuasif terdapat unsur-unsur sebagai berikut: adanya bentuk/model, penguatan dan perubahan tanggapan serta termasuk didalamnya adalah sikap, emosi, kehendak dan perilaku.  Komunikasi persuasif adalah “suatu pesan yang disampaikan dengan menggunakan pendekatan pribadi, bersifat ajakan dan tidak memaksa kepada orang lain sehingga komunikan (penerima pesan) dengan penuh kesadaran memahami dan merubah sikap sesuai yang diharapkan komunikator.” Komunikasi  persuasif menurut pengertian di atas memiliki indikator: memberi pesan: konstruktif positif dan komunikatif, responsive, kritis, menghargai orang lain, menjalin keakraban, meyakinkan orang lain.
            Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini efektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu dan terpengaruh.



3) . Komunikasi instruktif/koersif (instructive/coersive communication)
            Komunikasi yang bersifat koersif dapat berbentuk perintah, instruksi, dan bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan)  melakukannya  secara  terpaksa,  biasanya  teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut- nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk, serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interest atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik, perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan.[6][6] Bagi seorang diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata andalan dan sangat penting untuk mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis.
          Dalam interaksi sosial manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional approach) dan pendekatan social budaya (sosio-cultur approach). Pendekatan emosional. Dalam hubungan ini komunikator mempertaruhkan kepercayaan komunikan terhadap fakta pesan yang disampaikan, maka teknik ini berujung pay off atau reward, yaitu bujukan atau rayuan dengan cara “mengiming-imingi” komunikan dengan hal yang menguntungkan atau menjanjikan harapan. Pada umumnya emotional approach ini menggunakan konseling sebagai senjata yang ampuh, baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini bertujuan agar pesan bisa secara langsung menyentuh perasaan komunikan.
            Kemudian pendekatan sosial budaya. Salah satu tujuan komunikasi adalah tersampaikannya pesan dari komunikator kepada komunikan, maka dianjurkan bagi komunikator terlebih dahulu memahami perilaku social serta budaya masyarakat setempat yang akan menjadi komunikan. hal ini bertujuan agar komunikan, lebih memahami serta tidak merasa tersinggung oleh pesan yang disampaikan oleh komunikator, selain hal tersebut masyarakat yang menjadi komunikan tidak dapat terlepas dari budaya.

B.    ANALISA PERBANDINGAN ANTARA TERORI KOMUNIKASI DENGAN PRAKTEK
            Praktek yang dilakukan merupakan permainan dimana 1 orang akan melewati suatu tempat tanpa menggulingkan paralon dengan mata tertutup. Maka untuk pemain yang akan melewati area itu harus mempunyai instruktor. Instruktor bertugas mengarahkan pemain agar bisa melewati area tanpa merobohkan paralon yang terpasan. Dari permainan itu maka dapat dianalisa perbandingannya antara teori dan praktek yaitu.
1.      Komunikasi instruktif
Konsep teori instruktif merupakan komunikasi yang berbentuk perintah atau insruksi. Dalam permainan ini sang instruktor bertugas memerintah pemain agar dapat berhasil melewati area tanpa menggulingkan paralon yang terpasang. Sang komunikator akan menginstruksi dengan bahasa yang akan bisa dipahami oleh pemain. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang nyaman dan mudah dipahami oleh kedua pihak. Dari sini pemain akan lebih mudah memahami perintah yang instruktor berikan.
2.      Komunikasi persuasif
Persuasi adalah upaya untuk meyakinkan atau menanamkan pengaruh kepada orang lain dengan cara membujuk sehingga orang lain itu bersedia menerima pesan dan melakukan tindakan seperti yang dikehendaki. Sehingga dipermainan ini instruktor akan berkomunikasi secara persuasif agar pemain melakukan apa yang diperintahkan oleh sang instruktor. Pemain harus selalu berkonsentrasi untuk memahami apa yang diperintahkan oleh instruktor sehingga pemain tidak kehilangan fokus yang mengakibatkan pemain mengalami salah instruksi.
3.      Komunikasi informasi
Komunikasi Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik komunikasi ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Komunikator akan memberikan informasi kepada pemain dengan informasi yang mudah dipahami oleh pemain. Informasi yang disampaikan bisa bersifat perntah dengan mengunakan bahasa yang akan mudah dipahami oleh pemain. Informasi yang disampaikan juga harus jelas dan efisien sehingga tidak menimbulkan banyak penafsiran dan salah fokus kepada pemain.

C.   KOMUNIKASI AGAR EFEKTIF
            Dari praktek yang dilakukan oleh kelompok C1 maka dapat disimpulkan bahwa agar komunikasi efektif  yaitu:
1.      Komunikator menggunakan bahasa yang efektif dan efisien
2.      Kominikator tidak berkomunikasi secara lambat dan tidak jelas
3.      Komunikan harus fokus mendengarkan komunikator agar tidak salah instruksi
4.      Menggunkan bahasa yang mudah dipahami oleh komunikan
5.      Menghindari humor yang tidak diperlukan
6.      Memahami situasi dan kondisi saat berkomunikasi


[1][1] Morissan, Andi Corry, Teori Komunikasi…, hal. 17.
[2][2] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet. 27, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 253.
[3][3] Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna…, hal. 131.
[4][4] Warner J severin, James W Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan dalam Media Massa…, hal. 177.
[5][5] Muhammad Shoelhi,  Komunikasi Interpersonal Persfektif Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 19.
[6][6] Onong Uchjana Effendy , Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar